Mencegah selalu lebih baik daripada
mengobati.
Pada artikel ini, yang dimaksud
dengan penyakit jantung adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang meliputi hipertensi, stroke, penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah arteri perifer, dan penyakit
pembuluh darah vena.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan jantung seseorang:
- Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang, resiko terkena penyakit jantung semakin meningkat. Setelah lewat usia 55 tahun, resiko mengalami penyakit jantung meningkat 2 kali lipat setiap 10 tahun.
- Genetik. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung pada umumnya memiliki resiko lebih tinggi daripada seseorang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung. Faktor genetik adalah salah satu faktor yang penting untuk menilai resiko seseorang untuk menderita penyakit jantung di kemudian hari. Untuk seseorang yang memiliki riwayat keluarga langsung dengan penyakit jantung atau stroke sebelum usia 55 tahun (untuk pria) dan 65 tahun (untuk wanita) maka secara otomatis, resiko terkena penyakit jantung juga meningkat. Selain itu, beberapa ras cenderung memiliki resiko penyakit jantung yaitu dari Afrika dan Asia.
- Gender. Resiko penyakit jantung seseorang juga ditentukan oleh gendernya, pria atau wanita. Pada umumnya, sampai usia tertentu, wanita lebih terlindungi daripada pria karena faktor hormon estrogen yang ada pada wanita sampai ketika levelnya mulai menurun pada masa menopause. Setelah lewat masa menopause, resiko penyakit jantung koroner pria dan wanita menjadi sama.
- Gaya hidup. Kebiasaan merokok sudah berulang-ulang ditegaskan sebagai kebiasaan yang sangat merugikan bagi kesehatan seseorang di segala aspek. Berhenti merokok sekarang juga, tidak peduli berapapun lamanya sebelumnya anda merokok, sangat berarti bagi kesehatan jantung anda. Faktor resiko meningkat terutama bila anda mulai merokok sejak muda/wanita/perokok pasif. Selain itu dengan gaya hidup sekarang terutama di daerah perkotaan dan tekanan ekonomi maupun sosial yang tinggi, stres juga memberikan dampak negatif bagi kesehatan jantung. Minum minuman beralkohol memang dapat memberikan efek protektif bila dikonsumsi dalam dosis yang sedikit tetapi dapat memberikan efek buruk bagi otot jantung bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.
- Pola diet. Pola diet masyarakat pada zaman sekarang terutama masyarakat yang hidup di daerah perkotaan pada umumnya merugikan bagi kesehatan jantung seseorang. Pace hidup masyarakat yang serba cepat menuntut segala aspek dalam hidupnya juga serba cepat dan instan. Akibatnya, muncul kebiasaan makan fast food, goreng-gorengan, dan sebagainya. Diet yang tinggi lemak bersaturasi itu menyebabkan resiko terkena penyakit jantung juga meningkat sebanyak 31% dan resiko terjadinya stroke sebanyak 11%.
- Berat badan berlebih. Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor resiko yang juga dapat meningkatkan resiko terkena diabetes. Sedangkan seperti yang kita ketahui sendiri, diabetes juga faktor resiko utama terkena penyakit jantung di kemudian hari.
- Kurang beraktivitas fisik (olahraga). Kurang beraktivitas fisik dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung sebanyak 50% dalam hidup.
- Diabetes mellitus, Hipertensi (tekanan darah tinggi), dan hiperkolesterolemia.
Apa pentingnya check up rutin, dalam
hal ini, check-up jantung?
- Penyakit jantung adalah sangat umum dan mengancam jiwa.
- Pentingnya dari check up rutin untuk mencegah penyakit jantung adalah kita ingin menurunkan resiko terkena penyakit jantungnya. Selain itu, check-up rutin dapat mendeteksi penyakit jantung lebih awal. Semakin awal penanganan dilakukan, semakin baik hasilnya di kemudian hari.
- Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penyakit stroke, serangan jantung, gagal jantung kongestif, ataupun gagal ginjal. Untuk mendiagnosis hipertensi, hanya dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah yang mudah dan tidak invasif.
- Pengecekan tingkat kolesterol sangat penting dalam check up rutin karena tingkat kolesterol yang berlebih (hiperkolesterolemia) adalah salah satu faktor resiko utama penyakit jantung yang terutama dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung.
Siapa yang harus melakukan check-up
rutin jantung?
- Anak-anak dan remaja. Pada dasarnya, check-up rutin jantung pada anak-anak dan remaja tidak perlu. Kalaupun ada yang diperlukan adalah hanya pada anak-anak dan remaja yang memiliki familial hypercholestrolemia (FH) karena pada kalangan ini, deteksi awal penting untuk mencegah penyakit jantung koroner di kemudian hari.
- Dewasa muda (20 tahun ke atas). Pemeriksaan kolestrol dapat dilakukan pada usia dewasa muda, 20 tahun ke atas dan dilakukan skrining setiap 5 tahun sekali.
- Populasi yang memiliki faktor resiko penyakit jantung dan/atau dianggap memiliki resiko terhadap orang lain dan sekitarnya bila terjadi inkasipitasi akibat penyakit jantung.
Pertanyaan berikutnya adalah kapan
kita harus mulai melakukan check-up jantung?
Pada umumnya, check-up jantung yang
harus dilakukan bervariasi tergantung dari usia dan faktor resiko yang dimiliki
seseorang. Secara umum, pemeriksaan jantung sendiri dapat dimulai sejak dini.
Namun, jenis pemeriksaan tidak sama rata untuk segala tingkat usia. Hasil
penemuan dokter sendiri (baik dari anamnesis ataupun pemeriksaan fisis) penting
dalam menentukan jenis-jenis pemeriksaan lanjut apa yang dianggap perlu untuk
masing-masing pasien.
Pada umumnya, check-up rutin jantung
sekarang meliputi:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisis
- Anamnesis meliputi keluhan seseorang yang mungkin mengindikasikan ke arah jantung.
- Riwayat penyakit seseorang di masa lampau dan faktor-faktor yang mungkin memberatkan, cth: hipertensi, diabetes mellitus (kencing manis).
- Riwayat penyakit jantung di keluarga yang memiliki hubungan darah langsung dengan pasien.
- Pemeriksaan fisis yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, berat badan, pemeriksaan jantung secara menyeluruh untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak. Pemeriksaan tekanan darah sendiri dapat mulai dilakukan pada pasien yang berusia lebih dari 18 tahun dan dapat dicek ulang setiap 2 tahun sekali.
- Pemeriksaan penunjang:
- EKG (Elektrokardiogram) sebagai pemeriksaan penunjang lini pertama yang kemudian dapat dilanjutkan dengan Exercise Stress Test (EST) dan echocardiography bila diperlukan. EKG tidak direkomendasikan bagi pasien yang sama sekali tidak bergejala dan tidak memiliki faktor resiko.
- Profil lipid (kolesterol) yang terdiri dari total kolestrol, HDL-kolestrol (High Density Lipoprotein), LDL-kolestrol (Low Density Lipoprotein) dan Trigliserida. Berdasarkan rekomendasi dari US Preventive Service Task Force (UPSTF), pemeriksaan kolestrol direkomendasikan pada pria berusia lebih daripada 35 tahun, pria berusia antara 20 – 35 tahun yang memiliki faktor resiko penyakit jantung koroner, dan wanita berusia lebih dari 20 tahun yang memiliki faktor resiko penyakit jantung koroner. Variasi dari profil lipoprotein yang lebih lengkap yaitu dengan Apo B dan Lp(a) untuk menentukan faktor resiko penyakit jantung koroner yang lebih ekstensif.
- Gula darah puasa (GDP) atau HbA1c untuk mengetahui apakah adanya diabetes mellitus (kencing manis) atau tidak.
- hsCRP (high sensitivity C-Reactive Protein) sebagai pemeriksaan darah yang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kolestrol. hsCRP dianggap signifikan untuk menentukan meningkat atau tidaknya resiko terkena penyakit jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar