Pria berusia pertengahan tahun yang memiliki gaya hidup sehat, seperti tidak
merokok, menjaga berat badan, rutin berolahraga, dan memiliki kadar kolesterol
yang baik, bukan hanya akan terhindar dari penyakit jantung, melainkan juga
akan memiliki kehidupan seksual yang memuaskan.
Diperkirakan satu dari lima pria di Amerika Serikat mengalami kesulitan
untuk ereksi atau mempertahankan ereksinya. Dalam bahasa medis, kondisi
tersebut disebut dengan disfungsi ereksi (DE). Dalam studi terbaru yang dimuat
dalam Archieves of Internal Medicine disebutkan, obat-obatan DE, seperti viagra
atau cialis, ternyata bukan satu-satunya solusi dan tak tuntas dalam menyelesaikan
masalahnya.
"Jika Anda punya gaya hidup yang sehat, termasuk bisa mengelola stres,
tubuh akan merespons lebih baik dibanding jika Anda hanya mengonsumsi
obat-obatan untuk DE. Apalagi jika obat-obatan itu tidak lagi berpengaruh,
berarti itu pertanda Anda harus mulai mengubah pola hidup," kata Stephen
Kopecky, ahli kardiologi dari Mayo Clinic.
Para ilmuwan sebenarnya telah lama menduga ada hubungan antara impotensi dan
gangguan kesehatan jantung. Sebuah teori umum menyatakan, pembuluh arteri yang
memasok darah ke penis selama ereksi lebih cepat menyumbat dibandingkan
pembuluh darah jantung, yang lebih besar. Karena itu, ereksi yang lembek bisa
menjadi peringatan awal akan adanya penyakit arteri koroner di masa yang akan
datang.
Untuk mencari hubungan tersebut, Jia-Yi Dong dari Soochow University,
Suzhou, China, dan rekan melakukan sebuah riset dengan mengombinasikan 12 studi
sebelumnya, yang melibatkan hampir 37.000 pria.
"Ini meta-analisis. Menunjukkan bahwa disfungsi ereksi secara
signifikan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit jantung
koroner, stroke, dan semua penyebab kematian. Dan, secara independen
meningkatkan faktor risiko kardiovaskular konvensional," katanya dalam Journal
of American College of Cardiology.
Mereka menemukan bahwa pria dengan masalah ereksi mengalami peningkatan 48
persen risiko terserang penyakit jantung, dan juga memiliki tingkat kematian
yang lebih tinggi dibanding pria yang tidak memiliki masalah seksual.
Namun, penelitian ini tidak menjelaskan hubungan faktor risiko lainnya,
seperti merokok, diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Sementara itu, penelitian lain yang dipublikasikan dalam Archives of
Internal Medicine, pada pria yang rutin berolahraga dan menjalani diet
mediterania kaya gandum, buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, dan minyak
zaitun, dilaporkan mengalami peningkatan 2,4 poin pada skala 25-titik masalah
ereksi.
"Hasil penelitian kami memperkuat bukti bahwa modifikasi gaya hidup dan
farmakoterapi untuk faktor risiko kardiovaskular efektif dalam meningkatkan
fungsi seksual pria dengan disfungsi ereksi," kata Bhanu Gupta dan rekan
di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, setelah melakukan uji coba terhadap 740
relawan.
Mereka menambahkan bahwa perubahan gaya hidup tampaknya lebih bermanfaat,
terlepas dari apakah pria mengonsumsi viagra, obat yang paling umum untuk
mengobati impotensi, atau tidak.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar